Ditulis Oleh: Hj. Siti Chofifah, S.Pd.I.
“Kapal selam pertama ditemukan oleh Cornelius van Drebbel.”
Saat pandemi seperti ini, tidak menghalangi anak-anak untuk menjadi lebih pintar. Begitu pula dengan sekolahnya Junior, Keona, dan Queenara, yang tetap melaksanakan fieldtrip virtual bersama Bu Septi dan Bu Fifa.
Junior, Keona, dan Queenara sangat antusias ketika Bu Guru mengumumkan akan fieldtrip virtual ke Museum Transportasi. Mereka sudah sepakat untuk mencari tahu tentang kendaraan laut, yaitu kapal selam.
“Apa fungsi kapal selam, Bu Guru?” tanya Junior.
“Sebagai penambah ilmu pengetahuan, wisata bawah laut, penelitian dan wawasan di dalam laut, mengetahui kedalaman dasar laut, serta untuk meneliti spesies yang ada di dalam laut,” jawab Bu Septi.
“Asyik, ya. Kapal selam kan besar, bagian kapal selam itu apa saja Bu?” tanya Keona penasaran.
“Tangki besar atau disebut tank pemberat. Jika diperlukan untuk
menyelam, maka tangki diisi air untuk membuat kapal menjadi berat. Untuk mengapung di permukaan laut, air dalam tangki tadi diganti udara sehingga kapal menjadi ringan dan mengapung di permukaan tanpa takut tenggelam,” jawab Bu Fifa.
“Lalu bagian apalagi, Bu Guru?” tanya Queenara.
“Mesin, baling-baling, awak kapal yang besar, radar, periskop, dan sonar. Semua bagian itu penting dan memiliki fungsinya masing-masing,” jawab Bu Septi.
“Cara kerjanya bagaimana, Bu Guru?” tanya Junior
“Dengan hukum Archimedes, yaitu benda bisa melayang di dalam air jika besar gaya apung benda sama dengan berat benda,” jawab Bu Fifa.
“Terima kasih penjelasannya Bu Guru, kami jadi bertambah ilmunya,” kata Junior dengan senyum bangga. ***